As wr
Rumahku:sensasiku.
Ada, muncul persepsi karna tampilanya.
Setidaknya dua.
Kenapa?..
>katanya murah seyum.
>katanya menahan sakit.
Itu lho,dindingnya bak bibir meringis karna batanya belum di plaster?!
Bi ya rin!.
*
Itulah tempat tinggalku,dimana anak dan istriku mengekspresikan hidub.
Dirumah inilah eksistensiku diakui.dengan bermacam warna karna situasi.
>Sebagai suami.
>Sebagai ayah.
>Sebagai teman.
>Sebagai musuh.
Dll.
Bila malam tiba,kupandangi buah hatiku begitu damainya.nafasnya yang begitu teratur karna lelapnya.meski tidur dikamar dan kasur yang amat sederhana.
Sibungsu selalu berselimut sarungku yang menjadi idolanya,meski harus berebut dg kakaknya.
Aku terlalu sering mengamati mereka saat tidur...malam.
Dan airmata disudut mataku tak pernah tak menemaniku.
Aku begitu menyayanginya.
Mau kuapakan mereka?.
Mau kubawa kemana?.
Aku tahu yang dia butuhkan.
Adalah bekal untuk mengarungi kehiduban kini.
Sebuah jaman yang penuh duri.
Dalam kesendirian!...
Karna jaman telah memaksa menanamkan arti hidub sendiri.individual.kejam.
Kitab suci hanya aksesoris.tertata rapi di rak rak buku yang bersih nampak indah.
Petuahnya hanya sebagai baju penghias jasmani yang memanjakan ego.